Uji klinik (2R2): Dosis Tinggi Rifampisin versus Dosis Standar Rifampisin untuk Pengobatan Infeksi Laten TB (ILTB)

Tahapan Penelitian : Recruit
Sponsor:
Mitra Pelaksana:
Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia Peneliti Utama: Prof. Rovina Ruslami, dr., SpPD, PhD
No Registry
INA-NT3BFHA
Tanggal Input Registry : 22-02-2021

01-12-2020
1. Penyelesaian pengobatan: Penyelesaian didefinisikan sebagai menyelesaikan pengobatan setidaknya 90% dosis dalam 120% waktu yang diizinkan (54 dosis dalam 72 hari untuk regimen dosis tinggi 2 bulan dan 108 dosis dalam 144 hari untuk regimen dosis standar). 2. Keamanan: efek samping grade 3-5 ketiga regimen yang mengakibatkan penghentian obat studi secara permanen dan efek samping ini dianggap mungkin terkait dengan obat (yang akan direview oleh tim independen yang beranggotakan 3 orang yang tidak mengetahui ketiga regimen tersebut).
1. Keamanan: Efek samping grade 1 - 2 yang mengakibatkan penghentian obat studi secara permanen dan efek samping ini dianggap mungkin atau mungkin terkait dengan obat (yang direview oleh tim independen yang beranggotakan 3 orang yang tidak mengetahui ketiga regimen tersebut. 2. Kejadian TB aktif: Kejadian TB aktif pada subjek penelitian baik selama pengobatan ILTB maupun setelah pengobatan. Subjek dengan kemungkinan TB aktif akan diperiksa dengan mengikuti prosedur standar secara menyeluruh. Diagnosis TB aktif ditegakkan oleh tim independen yang beranggotakan 3 orang yang tidak mengetahui ketiga regimen tersebut. Kejadian TB aktif juga akan ditentukan secara pasif dengan mengirimkan nama-nama subjek penelitian penelitian ke Pemegang program TB di Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk dicek ulang apakah terdapat nama subjek penelitian terlaporkan sebagai yang terdiagnosis TB aktif.
 
Uji klinik (2R2): Dosis Tinggi Rifampisin versus Dosis Standar Rifampisin untuk Pengobatan Infeksi Laten TB (ILTB)
2R2: Higher dose Rifampin for 2 months vs Standard dose Rifampin for Latent TB: a 3-arm randomized trial
Interventional
Berdasarkan panduan WHO yang telah menerbitkan rekomendasi terbaru untuk pengobatan ILTB dengan regimen Rifampisin selama 4 bulan (4R). Pada uji klinik ini kami berencana untuk memverifikasi bahwa monoterapi Rifampisin dosis lebih tinggi (20 mg/kg dan 30 mg/kg) memiliki kemanjuran yang sama dengan 4R, tanpa ada peningkatan efek samping serta aman; karena pengobatan ILTB menyiratkan pengobatan terhadap orang sehat. Uji klinik ini merupakan fase 2b, dan apabila dari uji klinik ini didapatkan bukti (evidence) baru, maka selanjutnya akan diteruskan ke uji klinik fase 3 yang melibatkan lebih banyak negara dengan jumlah subjek yang lebih banyak. Untuk itu Intervensi yang dilakukan terhadap subyek pada uji klinik ini yaitu memberikan obat regimen Rifampisin dengan dosis harian tinggi yakni 20 mg/kg dan 30 mg/kg. Yang memiliki tujuan serta manfaat seperti berikut: Tujuan utama: Penyelesaian pengobatan: Membandingkan penyelesaian pengobatan tiga regimen rifampisin oral harian dengan dosis berbeda: (1) dosis standar = 10 mg/kg/hari selama 4 bulan (4R10), atau (2) dosis tinggi 20mg/kg/hari selama 2 bulan (2R20), atau, (3) dosis tinggi 30 mg/kg/hari selama 2 bulan (2R30). Penyelesaian akan didefinisikan sebagai menyelesaikan pengobatan setidaknya 90% dari dosis dalam 120% dari waktu yang diizinkan (54 dosis dalam 72 hari untuk regimen dosis tinggi 2 bulan dan 108 dosis dalam 144 hari untuk regimen standar). Keamanan: Membandingkan efek samping tingkat 3-5 dari tiga regimen yang mengakibatkan penghentian obat studi secara permanen dan dianggap mungkin atau mungkin terkait dengan obat yang diteliti (penilaian apakah efek samping tersebut dilakukan oleh tim independen yang beranggotakan 3 orang yang tidak mengetahui ketiga regimen tersebut)). Tujuan sekunder: Membandingkan efek samping tingkat 1-2 dari tiga regimen yang mengakibatkan penghentian obat studi secara permanen dan dianggap mungkin atau mungkin terkait dengan obat yang diteliti oleh tim independen yang tidak mengetahui ketiga regimen tersebut (keamanan). Membandingkan tiga regimen dalam hal kejadian TB aktif dalam 26 bulan setelah pengacakan (kemanjuran). Manfaat Penelitian: Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain: Bila terbukti penyelesaian pengobatan lebih baik dan keamanan dari regimen dosis tinggi sama baiknya dengan dosis tinggi, maka pengobatan ILTB dapat menjadi lebih singkat, hanya 2 bulan. Subjek yang diikutsertakan dalam penelitian mendapatkan pemeriksaan skrining ILTB, pemantauan dan pemeriksaan berkala selama 26 bulan sejak dirandomisasi. Subjek yang diikutsertakan dalam penelitian mendapatkan pengobatan ILTB yang bebas biaya.
500
 

Inclusion Criteria:

1. Orang dewasa (berusia > 18 tahun), dan anak-anak berusia 10 atau lebih yang beratnya setidaknya 25 kg. 2. Bukti ILTB: tes tuberkulin positif (> 10 mm, berdasarkan pedoman nasional) atau hasil interferon gamma release assay (IGRA) positif dengan hasil pemeriksaan foto rontgen dada normal. 3. Memenuhi syarat untuk mendapatkan terapi ILTB sesuai dengan pedoman WHO. Ini termasuk kontak serumah, kontak lain, terinfeksi HIV, kondisi lain yang menurunkan daya tahan tubuh, penyakit fibronodular (dari hasil foto rontgen dada), atau indikasi lainnya.

Exclusion Criteria:

1. Anak berusia 0-9 tahun atau anak >10tahun dengan berat badan 3x dari batas nilai normal 4. Memiliki kelainan hematologis (leukosit, trombosit atau hemoglobin) grade 3-4 5. Pengobatan sebelumnya untuk ILTB atau TB aktif. 6. Diketahui memiliki kontraindikasi terhadap Rifampin – dugaan interaksi obat yang berbahaya atau sulit dikontrol; atau riwayat alergi/hipersensitivitas terhadap rifampin, rifabutin atau rifapentine. 7. Kontak serumah dari pasien TB yang dikonfirmasi maupun diduga TB yang resistan terhadap rifampisin.
 
1391/UN6.KEP/EC/2019
Protocol Version: 3
Prof. Rovina Ruslami, dr., SpPD, PhD: 0813 4243 0336 Lika Apriani, dr., MSc: 0858 6113 3544 Hanifah Nurhasanah, S.Kep: 0857 2059 2092